MY AUDITORIAL DEBUT
- June 04, 2020
- by Nur Imroatun Sholihat
(Even though Auditoria is a big
part of my writing journey, especially the journalistic one, I barely shared
the story of me and that magazine. Here I come revealing my first story with
the magazine published by Itjen Kemenkeu.
Ps: You can read the full version
of the magazine here).
Sudah setahun lebih
saya mengabdi sebagai Chief Reporter
Majalah Auditoria (before, I was one of the reporters). Untuk setiap edisinya, saya bersama 9 reporter Auditoria melakukan
wawancara dan penulisan untuk beberapa rubrik khususnya laporan utama. Tepat di awal tahun ini, saya
diberi amanah untuk mengurusi 1 rubrik lagi. Di edisi 60 yang terbit awal 2020
ini, saya debut di rubrik Auditorial. Auditorial adalah rubrik pembuka
Auditoria—semacam editorial/tajuk wacana di majalah/koran yang kita kenal pada
umumnya. Rubrik ini sebelumnya dipegang oleh Pak Hisyam Haikal, pemimpin
redaksi Auditoria. Akhir tahun 2019, melalui sebuah pengumuman yang
menggelapkan seisi ruang redaksi hari itu, Beliau resign dari posisinya. Praktis seseorang di antara redaktur
Auditoria harus ada yang melanjutkan mengisi kolom tersebut dan Alhamdulillah
kesempatan itu diberikan kepada saya.
Menulis Auditorial adalah sebuah
tantangan baru yang bisa dikatakan sulit. Jika pada umumnya menulis liputan
utama, saya memiliki beban sewajarnya menulis sebuah liputan, beban menulis
Auditorial ternyata tidaklah main-main. Meski hanya 1,5 lembar halaman A4, saya
perlu berpikir dalam untuk akhirnya menulis Auditorial. Sebab saya mewakili
seluruh redaktur dan suara yang tergurat tidak seharusnya dangkal.
Maka inilah tulisan yang mengawali
menyatunya saya dengan Auditorial. Anyway, hati saya gembira karena debut saya
dilakukan di edisi tentang perempuan. Terima kasih Auditoria atas kepercayaan
ini. This opportunity indeed humbled me. Saya berjanji untuk terus menulis
Auditorial dengan usaha terbaik saya.
0 Comments:
Post a Comment