-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

They say I’m “your friend in learning IT auditing” but here, I’m more of a storyteller who believes in the magic of sharing life’s ups and downs. I’m passionate about connecting through stories and reflections that go beyond the technical. I’m here to bring a little warmth to your screen, to remind you that we’re all finding our way in this world—together. My writing is a blend of thoughtful insights and comforting words—like a warm chat with an old friend. So, if you’re looking for stories that inspire, reassure, and maybe even pat you on the shoulder when things get tough, you’re in the right place. Let's walk this journey, one story at a time.

Blog

Showing posts with label auditing. Show all posts
Showing posts with label auditing. Show all posts

#bicaraaudit: The Beginning


There is a conversation that remains etched in my mind, forever altering my perspectives and reshaping the way I perceive contributions to society. That one dialogue shifted the lens through which I viewed my role as a civil servant, transforming my understanding of how I can make an impact beyond my office work. This conversation rekindled a sense of responsibility and ignited an aspiration to create something that potentially holds meaning--at least from my perspective.

As a civil servant, it's almost natural to limit my perception of contribution to the tasks I perform within the walls of my workplace. However, a conversation with a close friend unveiled a new dimension of it that resonated deeply with me. 

"But rarely did we realize, we are essentially being paid by the citizens, not merely the government," my friend shared. "Hence, our contributions shouldn't be confined to our office tasks alone. If there's more we can do – like creating informative content or sharing our knowledge – those actions too are valuable contributions."

That conversation was a revelation, prompting me to reconsider doing more than I’ve done.

With newfound realization, I embarked on a journey to create a program that would serve as a (hopefully) educational platform focused on internal auditing and IT auditing. Yet, the path was far from straightforward. Doubts loomed over me like dark clouds: Was I skilled enough? Could I consistently present in front of a camera? Did my equipment meet the standards? Would anyone find my content useful, let alone watch it?

Yet, I recognized a pattern. Many of my steps began amidst the shadow of doubts. And I understood that the key was not to eliminate doubt entirely but to persist despite its presence. As long as my actions aligned with a perceived value and usefulness, I was determined to push forward.

So, today, I present #bicaraaudit – the realization of my long-nurtured aspiration. Through this program, I hope to become a companion in your journey of learning about internal auditing and IT auditing. The dream, once limited to thoughts, now breathes life through this initiative.

The first episode kicks off with an exploration of the Certified Internal Auditor (CIA) certification. I delve into its benefits and ponder whether the effort invested in obtaining it truly pays off. But this is only the beginning. Starting this week, please anticipate new episodes every Thursday at 09.00 WIB. Your feedback, thoughts, and inquiries are invaluable to me. I wholeheartedly invite you to engage by sharing your insights in the comments section.

I am looking forward to having more discussions with you all.

 

Love,

iim

Pengalaman Mengikuti Ujian CRISC

image source: intellectualpoint.com

Halo semuanya. Saya berharap teman-teman semua sehat dan bahagia selalu ya. Dengan rendah hati saya sampaikan bahwa saya baru saja mendapatkan CRISC (Certified in Risk and Information Systems Control). Saya berkomitmen untuk selalu menuliskan tips melewati setiap ujian sertifikasi yang saya ikuti sebagai ungkapan kesyukuran dan juga untuk membantu setiap kandidat ujian sertifikasi di luar sana. Jadi, inilah tips lulus ujian CRISC versi saya:

 

(P.S.: beberapa di antaranya mirip dengan tips untuk lulus ujian CISA dan tips ujian CGEIT yang diterbitkan sebelumnya karena saya yakin ketiganya memerlukan persiapan yang serupa)

 

1. Ujian sertifikasi memang selalu tampak luar biasa sulit, percaya dirilah

Saya mendaftarkan diri untuk ujian CRISC setahun yang lalu kemudian menunda-nunda ujiannya hingga tanggal terakhir yang diperbolehkan (1 tahun sejak pendaftaran disetujui). Saya terus menunda persiapan karena merasa ini akan menjadi proses yang luar biasa sulit (berbicara tentang menunda-nunda, saya adalah seorang ahli. hihi). Selain itu, saya tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk melaksanakan ujian segara. Bagaimana jika saya gagal? Saya tahu harga ujiannya tidak murah jadi saya meyakinkan diri untuk hanya mengambilnya ketika sudah sangat siap. Namun tebak apa hasilnya? Tiba-tiba saya tidak bisa menjadwalkan ulang tanggal ujian lagi karena ternyata telah menghabiskan hampir setahun menunda-nundanya. Hihi. Akhirnya, setelah penundaan yang panjang, saya hanya memiliki 4 hari persiapan! Saya panik tetapi tidak ada cara untuk memutar ulang waktu. Saya hanya bisa bergerak maju, siap atau tidak.

 

Jika saya dapat memberikan nasihat kepada diri saya kala itu, saya akan berkata: ujian sertifikasi selalu tampak luar biasa sulit. Percayalah pada diri sendiri dan sekarang mulailah belajar 😊

 

 2. Honorable mention: criscexamstudy.com

Tentu saja, persiapan 4 hari bukanlah praktik yang disarankan. Teman-teman harus belajar dari kesalahan pemalas satu ini yang hobi menunda segalanya sampai akhir. Dengan keterbatasan waktu, yang saya lakukan saat itu adalah mempelajari materi dari criscexamstudy.com (website ini sangat membantu). Silakan pelajari setiap materi (yang disajikan dengan rapi sebagai poin-poin kunci--menyenangkan bukan?) dan soal latihan yang mengikutinya. Saya juga mengidentifikasi gap pengetahuan saya dan menulis catatan yang berisi itu. Saya membaca catatan itu kembali kapan pun saya bisa. Saya mendapatkan pemahaman yang cukup komprehensif tentang poin-poin penting yang tercakup dalam ujian CRISC dalam 2 hari mempelajarinya melalui website ini.



3. Mengikuti pelatihan CRISC Review

Ketika saya menyebutkan 4 hari persiapan, yang saya maksud adalah belajar mandiri yang intensif sebelum ujian. Namun, persiapan sebenarnya tidak sesingkat itu. Sebelum mengikuti ujian CRISC, saya mengikuti pelatihan persiapan. Bagi teman-teman yang ingin memperkuat persiapannya dan memiliki kesempatan, harap pertimbangkan untuk mengikuti pelatihan CRISC review. Namun jangan khawatir jikapun teman-teman tidak bisa mengikuti pelatihan, kita masih bisa memiliki persiapan yang cukup.

 

 4. Peroleh Pengetahuan dan Pengalaman di Bidang Risiko dan Pengendalian TI

Memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang risiko dan pengendalian TI tentu sangat penting dalam menyelesaikan soal-soal ujian CRISC. Untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan, saran saya banyaklah membaca referensi terkait risiko dan pengendalian TI, mendiskusikannya dengan orang lain, atau bergabung dengan komunitas (atau apa pun. Pilih cara favorit teman-teman untuk menyerap pengetahuan). Sementara itu, menjawab beberapa pertanyaan ujian CRISC mengharuskan kandidat untuk tidak hanya dibekali dengan pengetahuan tetapi juga pengalaman sehingga paparan di kehidupan nyata pasti akan bermanfaat. Pengalaman membentuk logika, perspektif, dan kebijaksanaan yang akan memudahkan kita menemukan jawabannya.

 

Selain itu, menurut saya, penting untuk meningkatkan eksposur terhadap istilah TI dan bahasa Inggris (terutama ketika TI bukan bidang kita dan bahasa Inggris bukan bahasa pertama kita).  Familiarity with IT terms and English is advantageous!

 

5. Pelajari CRISC Review Manual dan CGEIT Review Questions, Answers & Explanations Manual (QAE)

Review Manual dan QAE adalah dua referensi sakral untuk semua orang yang ingin meraih sertifikasi ISACA. Luangkan waktu untuk membaca kedua buku ini dari awal sampai akhir terutama QAE karena memperkenalkan kita pada jenis pertanyaan yang akan kita hadapi. Pahami penjelasan dari jawaban-jawaban yang disarankan buku tersebut untuk mendapatkan logika, perspektif, dan kearifan yang ditetapkan ISACA. Oh ya, pastikan mempelajari versi terbaru dari buku-buku ini ya. Saat ini, CRISC Review Manual terbaru adalah edisi ke-7 dan QAE Review edisi ke-6.


6. Berlatih Melalui Mock Exams

 

Mengikuti mock exams sangat penting agar kita terbiasa duduk dan berpikir tanpa gangguan selama berjam-jam. Kerjakan pertanyaan sampai teman-teman mendapatkan setidaknya 80% jawaban benar. Saya sendiri mencoba menyelesaikan setiap mock exam dalam 2 jam untuk melatih kemampuan berpikir cepat dan menyelesaikan ujian di bawah tekanan.

 

7. Perhatikan Kondisi Fisik dan Mental Kita

Menjaga kesehatan dan kebugaran untuk ujian sangat penting. Pastikan teman-teman tidur cukup agar keesokan paginya fit untuk mengerjakan 150 soal dalam 4 jam. Pastikan juga kita sarapan pagi, tiba di tempat ujian/membuka website ujian lebih awal, dan yang tak kalah pentingnya adalah mengelola kondisi emosi dan mental kita. Tenang. kita sudah cukup mempersiapkan diri dan siap menghadapi ujian ini.


8. Berdoa

Tips ini akan selalu saya ulangi di setiap post tips ujian karena memang sepenting itu. berdoalah agar kita diberi kemudahan dalam mengerjakan soal-soal. Berdoalah agar soal-soalnya berpihak dengan pengetahuan dan persiapan kita 😊

 

9.  Tips Lainnya

a. Baca silabus untuk memahami apa yang perlu dipahami dan porsinya masing-masing dibandingkan dengan keseluruhan materi ujian.

B. Menjadwalkan ujian dan menetapinya adalah salah satu cara terbaik untuk mulai belajar. Jangan meniru saya yang terus-menerus menjadwalkan ulang ujian sehingga tidak lekas mulai belajar.

C. Pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman adalah sesuatu yang harus disikapi dengan bijak: terkadang membantu, terkadang tidak dalam ujian ini. Terdapat kemungkinan pengetahuan yang kita peroleh tidak sesuai dengan standar/kerangka kerja yang ditetapkan oleh ISACA. Oleh karena itu, kita harus mengidentifikasi keselarasan pengetahuan kita dengan body of knowledge ISACA.


10. Tips Selama Ujian

a. Jika teman-teman mengikuti ujian di pusat ujian (test center), perhatikan suhu ruang ujian. Apabila terlalu dingin untuk didiami selama 4 jam, kenakan jaket. Selain itu, duduklah senyaman mungkin. Empat jam bukanlah waktu yang singkat. 😊

B. Kerjakan dengan tenang. Kita memiliki waktu yang relatif lama untuk melakukannya. Jika kita tenang, kita akan lebih teliti. Pada ujian di mana ada banyak pertanyaan dan jawaban yang rumit (dan akurasi menjadi kuncinya), mengelola ketenangan adalah suatu keharusan.

C. Hati-hati dengan jawaban "hampir benar". Secara umum, pertanyaan CGEIT memberi kita 2 alternatif jawaban yang keduanya tampak benar. Hehe. Pastikan memilih yang benar, bukan yang terlihat benar.

D. Fokus pada pertanyaan yang mudah terlebih dahulu. Kita bisa melewati pertanyaan yang sulit/panjang (jangan lupa untuk menandainya). Nantinya kita bisa kembali kepada soal-soal yang kita lewati.

e. Durasi ujian memungkinkan kita untuk meninjau ulang jawaban. Tinjau jawaban seolah-olah kita mengerjakannya lagi dari awal. Jangan bosan dulu meski stamina dan konsentrasi sudah menurun. Ini saran pribadi saya: kecuali teman-teman begitu yakin dengan hasilnya, gunakan 4 jam sepenuhnya.

F. Jika teman-teman mengambil pilihan proctored exam (seperti yang saya ambil kali ini), peserta ujian memiliki waktu istirahat dua kali (masing-masing 10 menit). Istirahat ini juga diberikan jika teman-teman mengikuti tes di test center. Baca panduan ujian secara teliti untuk mengetahui hal yang boleh dan tidak boleh, seperti tidak boleh membaca soal dengan bersuara. Selain itu, mulailah membuka website ujiannya selambatnya 30 menit sebelum waktu ujian agar memiliki waktu menyelesaikan kendala apabila menemuinya.

G. Jangan lupa untuk mengisi kuesioner post-test.

 

Itulah tips yang bisa saya bagikan kepada teman-teman yang ingin mengikuti ujian CRISC. Semoga sukses teman-teman semuanya. Jika teman-teman memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk menghubungi saya ya. Dengan senang hati saya usahakan untuk membantu. Semangat!

------

English version:  My CRISC Exam Experience

My CRISC Exam Experience

image source: intellectualpoint.com

Hello, everyone. I hope you all are doing well and staying safe. I’m humbled to share that I just officially got my CRISC (Certified in Risk and Information Systems Control) designation. I’ve committed to always writing down the tips to pass every certification exam I take as my token of gratitude and also to help CRISC aspirants out there, here is my story on how I passed the exam:


(P.S.: some of them are similar to the tips to pass a CISA exam and tips to pass a CGEIT exam I posted previously as I believed they shared the similar kind of necessary preparations)

 

1.   It always seems overwhelming, have confidence in yourself

I registered myself for the exam a year ago to only took the exam on the last possible date (1 year since the registration got approved). I kept delaying the preparation by telling myself that it would be an overwhelming process (talking about procrastination, I am a virtuoso. LoL). Other than that, I didn’t have enough confidence to take it sooner. What if I failed? I know the exam price isn’t cheap so I convinced myself only to take it when I am highly ready. Guess what? Little did I know, I can’t reschedule my exam date anymore because turned out I have spent almost 365 days postponing it. Hihi. And eventually, after the long delay, I only have 4 days of preparation! I was left panicked but there was no turning back. I can only move forward, ready or not.

 

If I can give my younger self some advice, it would be: certification exams always seem overwhelming. Have confidence in yourself and now start studying 😊


 2.     Give it up for criscexamstudy.com

Of course, 4 days of preparation is not a recommended practice. You all should learn from this procrastinator’s mistake of putting everything until the very end. With the limited time, I learned the material from criscexamstudy.com (this website was significantly helpful). Everyone, please study each material (which is neatly presented as key points--don’t we love that?) and the subsequent practice questions. I also identified my knowledge gaps and wrote down a note containing them. I reread it again whenever I could. I get a fairly comprehensive understanding of the key points covered in the CRISC exam in 2 days of studying it. It is safe to say that this website deserved an honorable mention.  

 


3. Attend a CRISC review training

When I said 4 days of preparation, what I meant is the intense self-study before the exam. However, definitely, the actual preparation wasn’t that short. Before attempting the CRISC exam, I attended preparation training. For those who want to strengthen their preparation and have the opportunity, please consider attending a CRISC review training. But don’t worry even if you can't sit in on the training, you can still have sufficient preparation.


 4. Obtain (technical and managerial) knowledge and experience in the IT risk and control fields

Having technical and managerial knowledge of IT risk and control is certainly substantial in solving CRISC exam questions. Regarding acquiring the needed knowledge, my advice is to read lots of references related to IT risk and control, discuss them with others, or join a community (or anything. Pick your favorite way of absorbing knowledge). Meanwhile, answering some CRISC exam questions, requires the candidate to be equipped with not only knowledge but also experience so real-life exposure will surely be beneficial. Experience shapes our logic, perspective, and wisdom which will make it easier for us to figure out the answers.


Besides, in my opinion, it's important to increase your exposure to IT terms and English (especially when IT isn't your major and English is not your first language). Familiarity with IT terms and English is advantageous!

 

5. Learn the CRISC Review Manual and the CRISC Review Questions, Answers & Explanations Manual (QAE)

Believe me that these two books published by ISACA are the sacred reference for every CRISC candidate. Take the time to read both of them, especially the QAE. Understand the explanation of the answers suggested by the book to get the logic, perspective, and wisdom that ISACA sets out. Also, make sure to study the latest version of these books. For now, the latest Review Manual is the 7th edition, and the QAE Review 6th edition.


6.  Let's practice through the mock exams

Having a mock exam is essential so that we get used to sitting and thinking without interruption and distraction for hours. Work on the questions until you score at least 80% right answers. I tried to complete each mock exam in 2 hours to exercise my quick thinking and ability to finish the exam under pressure. 

 

7. Mind our physical and mental state

Maintaining health and fitness for an exam is vital. Make sure you get enough sleep so that the next morning we are fit to do 150 questions in 4 hours. Also make sure we take our breakfast, arrive at the test center or proctored exam website early, and last but not least manage our emotional and mental state. Be calm. You have prepared enough and are ready to face this test. 

 

8. Pray

I will always repeat this in every exam tips I write because it is that salient. Pray that we will be at ease in working on those questions. Pray that the questions will favor our knowledge and preparation.


9. Miscellaneous Tips

a. First things first, read the syllabus to understand what is covered and the portion of each domain compared to the whole exam material.

b. Scheduling the exam is one of the best ways to start studying and then stick with the date. Please don't follow my experience of rescheduling it until the very last time.

c. The knowledge we gained from experience is something to be treated wisely: sometimes it helps, sometimes it doesn't. The knowledge that we have gained may not be in line with the standards/frameworks set by the ISACA, so we must identify the alignment of our knowledge with the ISACA's body of knowledge.


10.  Tips During the Exam:

a.  If you take the exam at the test center, pay attention to the temperature of the test room. If it is too cold to stay inside for 4 hours, wear a jacket. Also, sit as comfortable as possible. Four hours is not a short time, sweetie. 😊

b. Do it serenely. We have a relatively long time to do it. If we are calm, we’ll be more careful. On exams where there are many tricky questions and answers (and accuracy becomes the key), managing our tranquillity is a must.

c. Focus on the easy questions first. We can skip the difficult/long questions (don't forget to flag them). We can always come back to them later.

d. Be careful with the “almost correct” answers. In general, CRISC questions leave us with 2 alternative answers that both seem true. Hehe. Make sure you choose the right one, not one which looks like it.

e. The duration of the exam allows us to review the answers. Review the answers as if we do it again from the beginning. Don't get bored just yet even though your stamina and concentration have decreased. Use the 4 hours fully.

f. If you take the option of a proctored exam (like what I did this time), you have toilet breaks twice (10 minutes each). These breaks are also provided if you take the test in the test center. Read the exam guidance thoroughly to know the do and don’t, like we shouldn’t read the question aloud. I advise you to launch the exam 30 minutes before your exam time. That way, in case you face technical issues, you still have time to solve them.

g. Don't forget to fill out the post-test questionnaires.


Those are the tips I can share with everyone who wants to take the CRISC exam. Good luck, everyone. If you have anything to ask, feel free to reach out. It's my pleasure to help you. Cheers!

---------

Indonesian version: Pengalaman Mengikuti Ujian CRISC

PENGALAMAN MENGIKUTI UJIAN SERTIFIKASI IT AUDITOR – BNSP

 
Halo, teman-teman semuanya. Apa kabar?

Jumlah kasus Covid-19 varian Omicron sedang menanjak nih. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan jika ada yang sedang dalam kondisi kurang sehat, semoga segera diberi kesembuhan. Aamiin. *virtual hug to everyone :)

Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti ujian kompetensi IT Auditor yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Berhubung akhirnya sudah mendapatkan berkas sertifikatnya, saya akan menuliskan pengalaman mengikuti ujian tersebut. Siapa tahu di antara teman-teman ada yang akan mengikuti ujian dimaksud dan penasaran bagaimana prosesnya.

Pertama, pastikan kita memenuhi persyaratan dasar yaitu minimal telah menyelesaikan pendidikan diploma tiga (D3) atau memiliki sertifikat pelatihan berbasis kompetensi yang sesuai dengan skema sertifikasi IT auditor atau telah berpengalaman kerja pada lingkup yang sesuai dengan skema sertifikasi IT auditor minimal 1 tahun secara berkelanjutan. Setelah itu kita bisa langsung mengajukan permohonan sertifikasi melalui TUK (Tempat Uji Kompetensi) yang telah diverifikasi oleh LSP TIK Indonesia. Pemohon sertifikasi akan diminta melengkapi formulir permohonan dan formulir asesmen mandiri serta membayar biaya pendaftaran. 

Pemohon juga diminta menyerahkan (tetapi waktu itu mungkin karena mekanisme ujiannya adalah daring, saya hanya perlu mengunggah dokumen-dokumen tersebut di formulir yang disediakan):

a. pas foto 3x4 (3 lembar)

b. fotokopi KTP/KK (1 lembar) copy

c. copy ijazah terakhir (1 lembar)

d. copy sertifikat yang relevan dengan skema sertifikasi IT auditor

e. CV pengalaman/keterangan kerja yang relevan dengan skema sertifikasi IT auditor

f. portofolio yang relevan dengan skema sertifikasi IT auditor (bila ada)

(Keterangan selengkapnya dapat dilihat di Panduan Uji Kompetensi Skema Sertifikasi IT Auditor)

Calon peserta yang memenuhi syarat akan mendapatkan waktu pelaksanaan ujian. Ujian saat itu menggunakan mekanisme daring di mana saya diwawancarai oleh assessor melalui aplikasi Zoom. Pertanyaan yang diajukan seputar pengalaman melakukan audit TI dengan memuat aspek-aspek sesuai dengan unit kompetensi yang dipersyaratkan (sesuai gambar di bawah ini). Saya juga diminta mempresentasikan salah satu kegiatan audit TI yang pernah dikerjakan. Total waktu wawancara dan presentasi adalah sekitar 40 menit. Kabar baiknya, jika teman-teman sudah memiliki pengalaman audit TI, sesi wawancara dan presentasi ini tidak akan terasa sulit kok :)

sumber: sertifikasi.lsptik.or.id

Saya mendapatkan hasil ujian sekitar satu bulan setelah tanggal ujian dengan hasil dinyatakan kompeten. Oleh karena itu, saya berhak mendapatkan sertifikat kompetensi IT Auditor.  


Demikian pengalaman saya mengikuti ujian sertifikasi IT Auditor oleh BNSP. Apabila ada yang ingin ditanyakan, dipersilakan untuk menuliskannya di kolom komentar atau menghubungi melalui platform apa pun di mana saya tergabung. Stay safe, everyone. 

PELAJARAN YANG SAYA DAPATKAN DARI MENGAJAR CIA REVIEW COURSE PART 3

 


Sebuah catatan perjalanan seseorang yang bermimpi menjadi CIA (Certified Internal Auditor) yang kemudian menjadi pengajar training persiapan ujian CIA. What a humbling experience. Alhamdulillah.

 

Bulan Februari 2021 lalu, saya menerima sebuah pesan yang mengubah hari yang berpelangi: IIA Indonesia menawari saya mengajar CIA Review Course Part 3 (P.S.: ujian sertifikasi CIA terdiri atas 3 bagian dan di bagian ketiga terdapat materi information security dan information technology). Saya membaca ulang deretan huruf di layar untuk meyakinkan pesan ini sungguh nyata dan memang ditujukan kepada saya. Sepanjang pengetahuan saya, IIA Indonesia tidak memiliki track record memilih pengajar CIA yang belum cukup matang secara umur maupun pengalaman. Apakah saya sedang bermimpi saja?

 

Untuk kesekian kali juga saya disadarkan ucapan Junghwan di Reply 1988, “Another term for fate is timing”, benar adanya. Melalui sambungan telepon, perwakilan IIA Indonesia menuturkan bahwa mereka saat ini sedang ingin mendobrak stereotype yang ada dengan memilih pengajar yang mewakili para minoritas (prop to IIA Indonesia for their effort for inclusion). Pemilik CIA didominasi laki-laki? Mari memilih pengajar seorang perempuan. Pemegang sertifikasi CIA identik dengan kematangan umur? Bagaimana kalau memasukkan seseorang yang masih muda di jajaran pengajar agar peserta tersemangati bahwa umur bukanlah alasan seseorang tidak bisa meraih sesuatu?

 

“Selain itu, karena Bu Nur memiliki CISA (Certified Information System Auditor).” Lanjut suara di seberang sana. “Muda, perempuan, dan ada di bidang IT audit. Kami berpikir bahwa Bu Nur cocok mengajar materi information security dan information technology.”. Truth is, I got CIA and CISA designations with a perfect timing. There is a sweet reason why I need to wait for years to get them and now I know. Alhamdulillah.

Sore itu saya belajar, menjadi minoritas telah membukakan saya pintu kesempatan. Tentu ada banyak orang yang jauh lebih pantas di luar sana tetapi betapa beruntungnya saya karena merepresentasikan apa yang IIA Indonesia inginkan. Saya juga akhirnya menyadari bahwa segala perjuangan sulit yang saya alami sebagai seorang minoritas di dunia TI telah menjadi atribut yang merupakan gerbang rezeki. Sebuah pengingat untuk tidak takut menempuh jalan yang berbeda meski sulit.  


Perasaan saya seolah dibanjiri emosi yang begitu hangat. Memori jatuh bangun perjuangan memperoleh CIA yang telah menumpahkan air mata sebab tumpukan kegentaran, kekhawatiran, dan kegagalan berkelebat dalam pikiran. Khususnya di ujian part 3, teringat masa saya menangis menjelang ujian sebab merasa tidak berdaya bahkan setelah membaca buku-buku tebal dan berlatih mengerjakan lebih dari 2000 soal. Bagaimana hati saya tidak gemetaran mendapati doa untuk mendapatkan CIA yang telah saya panjatkan bertahun-tahun dijawab dengan begitu indah. Seolah sedang menegur saya yang kerap meragukan apakah doa saya akan terwujud (padahal jika Allah ingin memberikan semesta seisinya kepadamu pun, itu mudah saja), Allah memberi saya lebih dari apa yang saya minta. Kalau Allah berkehendak, apapun ternyata bisa jadi semudah itu. Segalanya seolah berpihak begitu saja pada kita. Allahu Akbar. 

 

Long story short, karena jadwal CIA Review Course sebelumnya berbenturan dengan jadwal pre-departure training yang harus saya ikuti, saya baru bisa mengajar di periode Juni 2021. Saya mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin karena saya tahu, IIA Indonesia sedang bertaruh untuk mempercayakan kelasnya pada saya. Despite the state of my age and experience (which can be translated as wisdom too), they wanted to give me the opportunity. That moment was such a reminder to not take everything for granted. That’s why, there is no reason for me to not giving my best effort. Saya membaca buku CIA Review dua kali, menyiapkan soal latihan, menambahkan bahan papar dengan materi-materi yang relevan (tips and tricks, pendalaman materi, dll), sampai berlatih mempresentasikannya.

 

23 Juni 2021: hari yang dinanti tiba. Saya memulai debut saya sebagai pengajar CIA Review Course di hadapan 30 peserta. Berkebalikan dengan yang saya cemaskan, saya ternyata tidak merasa nervous selama di dalam kelas. Saya bisa menjalaninya dengan nyaman sebab telah mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh. Sekali lagi, persiapan memang segitu pentingnya sih. Sebuah pengingat bagi diri yang terkadang malas mempersiapkan ini bahwa persiapan adalah salah satu faktor penting untuk mendapatkan hasil yang baik.

after 5 hours of teaching :)

Tetapi jika saya ditanya apa pelajaran yang paling penting dari kejadian ini, jawaban saya adalah: untuk tidak pernah mengecilkan sebuah usaha, seminor apapun itu. Ketika saya bertanya bagaimana IIA Indonesia menemukan saya, jawaban yang dilontarkan membuat batin saya semakin teraduk-aduk.

 

“Kami membaca tulisan Bu Nur soal CIA dan CISA.” Kalimat yang membuat hati saya bergemuruh.

 

Someone please hand me some tissues. Huhu. Jujur saja, saya sering meng-underestimate blog saya sendiri. Ah siapa yang mau baca tulisan kamu, im? Siapa juga yang sudi mengenali pemikiranmu yang random itu? Siapa coba yang hidupnya terpengaruhi oleh tulisanmu seperti yang kamu cita-citakan? Coba lihat statistik pengunjung blogmu, biasa saja kan?

 

Padahal blog ini telah memberikan saya begitu banyak kebahagiaan. Saya telah terhubung dengan orang-orang yang tidak saya kenal melalui blog ini. Saya sudah menerima kalimat-kalimat penyemangat dari orang-orang baik yang mampir membaca. Tulisan saya juga telah membantu beberapa orang yang tengah berjuang dengan impian mereka. Kemudian saya diberikan kesempatan mengajar dengan ditemukan melalui tulisan? A whole new level of reminder to never underestimate the power of your writings and also to keep writing even when you think no one read them. To basically do anything good even when you think it will not bring you anywhere. InsyaAllah it will.

 

Ketika pertama kali membuat blog 11 tahun lalu, saya berjanji untuk tetap menulis bahkan jika tulisan saya hanya mempengaruhi 1 orang saja. Bahkan jika hanya ada 1 orang yang merasakan manfaat dari tulisan saya, saya akan tetap menulis di sini. Little did I know, my writings will later provide me a lot of joy which in times, helped me to be stronger and happier. Jadi melalui tulisan ini saya ingin berterima kasih kepada Allah yang telah melimpahi saya dengan kasih sayang meski saya hanyalah hamba yang begitu berkekurangan. Selain itu, saya tidak bisa mengungkapkan betapa banyak rasa terima kasih saya kepada IIA Indonesia untuk bersedia memberikan kepercayaan yang begitu besar. Terakhir, saya ingin berterima kasih pada blog ini karena telah menjadi sarana saya untuk sembuh, bangkit, dan tentunya bertemu dengan orang-orang baik dan kesempatan-kesempatan baik. 

 

I am humbled and thankful.

----------

P.S.: Di hari mengajar tersebut, saya cuti dari kantor 😊

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE